Wednesday, 2 September 2015

3 Pertanyaan Laki-Laki Selama Persiapan Pernikahan

photo by polkadotbride
Jangan keburu nuduh pasangan gak peduli sama pernikahan. Faktanya, banyak kok laki-laki yang nanya-nanya tentang bagaimana persiapan pernikahan itu. Cuma mungkin, entah gengsi atau ngerasa sebagian besar persiapan didominasi kelurga perempuan atau takut diperdaya *halah*, rata-rata nanyanya ke temen lain yang sudah atau akan menikah juga.

Menjelang pernikahan saya, ada beberapa pasang teman juga yang akan menikah. Kalau dihitung, banyak, sih! Anehnya, ketimbang si perempuannya, lebih banyak calon pengantin prianya yang nanya beberapa hal ke saya. Dan rata-rata, pertanyaan mereka sama!


Bukan, bukan lagi tentang apa aja rincian hal yang harus dilakukan menjelang pernikahan kayak di sini, tapi lebih sensitif dan kompleks.


Oh iya, saya di sini gak menjelaskan dan menjawab secara hukum agama atau hukum negara atau hukum suku dan lain sebagainya, ya. Saya cuma berusaha menjelaskan dari pengalaman aja. Plus ngira-ngira sotoy.  Semoga gak ada yang merasa disesatkan deh :))


Nah, berdasarkan pengalaman, rata-rata pertanyaan laki-laki saat mempersiapkan pernikahan adalah....

1. Berapa Biaya Seserahan?

Biasanya berlanjut ke... Seserahan harusnya yang beli cowok aja tanpa ajak cewek, cewek harus ikut biar bisa sesuaikan yang dia suka, atau gak masalah kalau cewek belanja seserahan buat dia sendiri tanpa ditemenin?


Makna seserahan kan bahwa si cowok udah bisa menafkahi, bukan bahwa si cowok udah tau banget selera cewek :p makanya pas nikah perempuan biasanya dikasih barang-barang kebutuhan sehari-hari. Sandang dan pangan. Atau mau ngasih "papan" juga? Wahahaha. Ya intinya itu.


Kalau nanya, jumlah baki seserahan idealnya berapa? Bujetnya? Terserah kedua pihak. Di saya, sih, YBS tentuin bujetnya sekian, terserah deh saya mau jadiin itu berapa baki. Tradisi yang dianut cuma hantaran itu harus ganjil, entah kenapa *dan gak cari tau juga sih*.


Jadi ya memang tergantung pasangannya. Sebisa mungkin kalaupun nanya ke orang lain, gak dijadikan patokan, sih. Karena itu memang disesuaikan dengan kemampuan cowok dan keinginan cewek *HMM penyesuaian yang rumit*.


Tapi kalau menurut saya, sih, cowok jangan takut-takut buat menentukan bujet seserahan. Kan itung-itung latihan tegas. Dan maksudnya, nanti pas udah nikah juga istri harus cukup-cukupin dari dana yang ada, kan?


Bujetnya wajib disesuaikan kemampuan jadi pas nanti udah menikah, kurang lebih bisa menghidupi gak beda jauh dari yang dikasih pas seserahan itu. Jangan khawatir, seserahan kerasa berat karena di awal semuanya dikasih sebagai modal dari nol.


Ke sana-sananya kan kalau butuh barang tertentu palingan satu-satu butuhnya. gak mungkin satu momen pas udah nikah tiba-tiba kita butuh belanja sejumlah baki seserahan dalam sebulan doang.


Tapi juga, janganlah kasih lipstik 500 ribu kalau nanti udah nikah perkiraannya bakal dikasih bujet 50 ribu buat lipstik. *Mumpung topiknya lagi hot* *Padahal lipstik 50 ribu juga ada yang bagus kok* 


Terus, belinya gimana? Pandangan saya sih, daripada uangnya kepake banyak buat sesuatu yang ternyata gak saya suka dan saya gak hepi pakenya, mendingan pas seserahan saya ikut aja. Malah sering kok saya beli sendiri dan reimburse kemudian :D


2. Ngasih Mas Kawin Apa dan Berapa?


Ini kurang lebih kayak jawaban nomor 1 sih, tergantung kemampuan suami dan kalau boleh bilang tergantung gaya hidup yang nanti bakal dijalani berdua. 


Beberapa temen cowok kebingungan gimana harus menyikapi si mahar atau mas kawin ini. "Mahar itu harus sesuai sama yang diminta istri?" "Mahar lebih dikit katanya lebih barokah pernikahannya?" "Mahar lebih besar katanya berarti lebih menghargai calon istri?"


Tricky, ya? Wajar aja sih kalau jadi serba salah. 


Ditambah lagi katanya ada hadist yang bilang kalau sebaik-baiknya perempuan adalah yang meminta mahar sedikit, tapi terus katanya ada lanjutannya kalau sebaik-baiknya pria adalah yang memberi mahar tinggi meski calon istrinya minta sedikit. Bingung, kan?

gif by giphy
Sama! Hahaha.

Saya pernah baca, ada ulama yang bilang mahar sebaiknya memang sesuai dengan permintaan istri. Tapi istri yang baik yang minta mahar gak banyak. Tapi ada juga yang pernah nulis bahwa perempuan zaman sekarang lebih seneng kecil-kecilan mahar karena gak mau disangka matre, padahal yang namanya mahar memang berkaitan dengan nominal. Katanya. 


Kelamaan bingung, akhirnya saya berhenti googling. Ya salah juga sih kok googling cari taunya :|


Udah baca sana-sini, akhirnya saya ikut "aliran" yang berpandangan bahwa mahar setidaknya bisa memenuhi kebutuhan harian saya selama tiga bulan. Kayaknya itu yang makes sense dan mudah. Kalau-kalau, *naudzubillahimindzalik* terjadi yang gak diharapkan. Kan, kalau gak salah di janji nikah gitu ada ketentuan kalau suami gak menafkahi tiga bulan maka istri bisa ambil sikap tertentu. Lupa rinciannya gimana :p


Saya, gak minta exact amount of mahar. Tapi saya menyarankan dari alokasi dana ybs untuk menikah, sebaiknya yang paling didahulukan adalah mahar. Kan, memang ini yang wajib, bukan? Selain seserahan dan cincin kawin, mahar adalah yang termasuk syarat sahnya pernikahan. Makanya saya minta itu yang diprioritaskan.


Sampai akhirnya ybs dan keluarga menyebut angka, dan kami sepakat.


Jadi sekali lagi, ini memang sebaiknya diobrolin sama pasangannya karena setiap perempuan dan keluarganya pasti beda-beda. Sepakati aja. Tapi harus diinget, kunci dari mahar adalah kerelaan. 


3. Berapa jumlah ideal dana "patungan" pria buat resepsi?


Ini juga sangat senstif sih ya. Saya ngambil case-nya ketika pernikahan mayoritas dibiayai orangtua perempuan (seperti di adat saya, Sunda. Berapa sebaiknya calon pengantin pria memberi dana patungan? Di saya, saya gak tau. Hahaha. Maksudnya, waktu itu calon mertua langsung kasih ke mama pas lagi meeting keluarga. Yang saya liat cuma boks cokelat berpita aja. Gak liat isinya :p


Ini yang paling sulit dijawab, sih. Tapi biasanya, kamu bisa mengenal karakter calon mertua, kan? Jadi ya... gimana ya? Jangan heran juga kalau kamu tanya ke calon istri, sementara dia juga gak tau jawabannya. Saya, misalnya, yakin kalau nanya ke orangtua saya pun, gak akan nemu jawaban. 


Jadi sebenernya itu tergantung kerelaan kali yah? Iya gak ya? Sebagai di pihak cewek, sih, saya malah berpikiran lebih enak kalau di pihak pria udah bilang, jadi pas lagi bikin konsep resepsi, udah kebayang bakal digimanain. Tapi di sisi lain, saya juga paham banget kalau di sisi laki-laki kebingungan.

Maka pas temen laki-laki saya nanya dan minta saran, saya kasih alternatif. Siapa tau membantu.Saya sarankan menghitung jumlah tamu undangan keluarga laki-laki dan dikalikan dua (ini jadi jumlah pax) lalu dikalikan harga paket katering yang diambil.


Mungkin ditambah sekian persen itung-itung buat makeup orangtua, gedung, dan lainnya. Sebenernya ini sangat gak mengenakkan, sih. Kesannya itung-itungan banget. 


Tapi abis bingung juga mesti gimana jawabnya :)) Dan kayaknya, itu bisa jadi "dasar" perhitungan.


---


Itu dia pertanyaan yang sering dipikirin laki-laki saat menyiapkan pernikahan. Jadi kuncinya, kita juga harus terbuka. Sama-sama terbuka, lah. Sama-sama kasih insight dan sama-sama menjembatani dua keluarga yang akan besanan ini dengan baik. Sah juga kok, saling berbagi ekspektasi tertentu kalau ada. Baik ekspektasi kamu dan pasangan, atau orangtuanya. Asal dinegosiasikan dengan baik.


Remember, marriage is a lifetime negotiation. Itung-itung pemanasan ;) Alhamdulillah, saya dan ybs semuanya berjalan lancar, Insya Allah :)


You too, lancar-lancar yaa!

1 comment:

  1. Dear Akang & Teteh Calon Pengantin..
    Salam hangat dari HIS Kologdam Grand Ballroom Bandung

    Kami dari HIS Wedding Venue & Organizer hadir dengan konsep terbaru dan ekslusif di gedung pernikahan Kologdam Grand Ballroom.

    Fasilitas Kologdam Grand Ballroom :
    Full carpet
    AC Central + 14 Standing AC
    Ceiling tinggi 10m
    Kapasitas sampai dengan 2000 orang
    2 Ruang Rias Full AC
    Masjid Junudurrahmah untuk Akad Nikah
    Area parkir luas
    Free izin Keamanan, Kebersihan, Keramaian)
    Free Genset

    Untuk semakin mempermudah dalam menyiapkan hari pernikahan, Akang dan Teteh akan dibantu dengan fasilitas Wedding Consultant, Wedding Organizer dan Wedding Package (Dengan Pilihan Vendor Favorit di Bandung).
    Jika Akang dan Teteh membutuhkan informasi lebih lanjut, silakan untuk menghubungi saya melalui telfon atau Whatsapp di 081220713315 (Rica), atau Akang dan Teteh bisa langsung mengunjungi kantor HIS Kologdam di Jalan Aceh No 50, Merdeka, Bandung.

    Diantos Akang Teteh..

    ReplyDelete