Sunday, 26 July 2015

Reality vs Expectation: Tentang Pesta Pernikahan ala Pinterest

Photo by greenweddingshoes!
Sejak hampir 4 taunan lalu, Pinterest memang udah jadi “sahabat” saya. Bukan, bukan dalam hal pernikahan, tapi masalah kerjaan. Rata-rata, sih, sebelum bikin konsep photoshoot di kantor pasti ngintip Pinterest dulu.

Sampailah nemu itsy-bitsy thingy tentang nikahan. Wedding dress, table setting, dekor, hand bouquet... Lucu-lucu banget! Oke, nanti nikah mau liat inspirasi di sini! *PEDE*

Tiga tahun kemudian, sejak awal tahun 2015 ini, setiap meeting vendor saya selalu bawa reference dari Pinterest yang udah saya kumpulin dalam satu folder. Dan barulah ngeh... Kita belum bisa ngikutin dekor itu. Tren-nya belum sampe ke situ. Kalau pun bisa, MAHAL BANGET! Kenapa?

EXACTLY!
Pesta ala-ala rustic aja yang kirain lebih murah karena bukan tipe gemerlap, tapi saking belum ada propertinya di sini, berarti harus bikin sendiri dan charge tambahannya luar biasa. Belum bunga-bunga impor yang gak hanya mahal tapi banyak juga yang susah dicari. Bisa, sih, katanya diakalin, dibikin menyerupai, tapi kok jadi degdegan? Kalau jadi beda jauh banget dan maksa, gimanaaa?

Belum lagi komentar mama, “Dekornya kok kayak pesta sweet seventeen. Kok kayu-kayu tua gitu kayak kumuh? Bunganya kok kayak alang-alang di tanah kosong? Gak seger warnanya?” pas liat foto referensi saya.

HMM. DROP.

Sempet jadi males gitu karena semuanya buyar. Tapi untungnya saya emang banyak maunya. Jadi pasti selalu ada plan B.

Jadi, drop-nya cukup sebulan saja. Akhirnya saya move on dan mikir kalau liat inspirasi di Pinterest dan ingin plek-plek sama memang too good to be true. Too much expense to be paid juga. Maka mulailah realistis.

Lagian ke sini-sini, saya kayaknya mulai naksir juga sama pesta pernikahan yang tradisional gitu. Pakai siger kapan lagi, coba? Kalau longdress putih mah mau kondangan juga bisa, mau tidur juga bisa (daster maksudnya).

Dengan tema pernikahan tradisional ini juga rata-rata kan vendor dekor punya, ya, propertinya. Kalau mau nambah-nambah properti juga dikit, paling cuma printilan.

Terus, masalah warna. Tanpa kapok, liat referensi warna di Pinterest. Ini sih dari taun lalu sebenernya. Naksir mint green plus touch of very little gold dan champagne. Dibikin tradisional pun tetep cantik kayaknya. Terus pas survei, kok tone hijau mint-nya gak ada yang kayak di bayangan saya? Kadang terlalu kontras, terlalu lari ke biru muda, dan kerempongan lainnya. Terus dateng ke nikahan, ternyata warna mint green dan peach itu memang lagi diminati banget, ya.

Jadi, cari alternatif lain. Pilihan jatuh justru ke warna-warna yang bold biar gak pada bosen liat nikahan bertema pastel. Hehehe.

Masalah persiapan pernikahan lewat Pinterest ini, happens juga ke masalah hair do. Sempet liat bule gitu bun-nya simpel dan lucu banget! Udah disave. Kemudian beberapa minggu kemudian liat ada di Instagram yang rambutnya sama digituin, orang Indonesia. Yah, emang beda, ya. Hahaha.

Maksudnya, gak semua model rambut yang bagus dipakai orang bule dengan warna rambut terangnya itu, bagus dipake orang Indonesia yang rambutnya gelap. Sejauh perhatian saya, sih, kalau warna rambutnya terang mau sesimpel apa juga tetep keliatan modelnya. Kalau rambut item, mau diplintir-plintir segala rupa, ujung-ujungnya keliatan sama aja kayak konde biasa :p

Ya sekarang mulai realistis. Apalagi udah masuk H-2 bulan, kayaknya lebih gak perfeksionis dan pasrahan aja. Jadwal tim prosesi adat tiba-tiba gak bisa di tanggal saya? Ya udah ganti yang lain. Beberapa list lagu yang direquest ke wedding entertainment harus diapus? Yowes.


Malah jadi gak sabar pengen buru-buru aja :p Pokoknya, dont sweat by the small things. Peace! :D

No comments:

Post a Comment