Photo by greenweddingshoes! |
Sejak hampir 4 taunan lalu, Pinterest memang udah jadi “sahabat”
saya. Bukan, bukan dalam hal pernikahan, tapi masalah kerjaan. Rata-rata, sih, sebelum
bikin konsep photoshoot di kantor pasti ngintip Pinterest dulu.
Sampailah nemu itsy-bitsy thingy tentang nikahan. Wedding
dress, table setting, dekor, hand bouquet... Lucu-lucu banget! Oke, nanti nikah
mau liat inspirasi di sini! *PEDE*
Tiga tahun kemudian, sejak awal tahun 2015 ini, setiap
meeting vendor saya selalu bawa reference dari Pinterest yang udah saya
kumpulin dalam satu folder. Dan barulah ngeh... Kita belum bisa ngikutin dekor itu.
Tren-nya belum sampe ke situ. Kalau pun bisa, MAHAL BANGET! Kenapa?
EXACTLY! |
Pesta ala-ala rustic aja yang kirain lebih murah karena
bukan tipe gemerlap, tapi saking belum ada propertinya di sini, berarti harus
bikin sendiri dan charge tambahannya luar biasa. Belum bunga-bunga impor yang gak
hanya mahal tapi banyak juga yang susah dicari. Bisa, sih, katanya diakalin,
dibikin menyerupai, tapi kok jadi degdegan? Kalau jadi beda jauh banget dan
maksa, gimanaaa?
Belum lagi komentar mama, “Dekornya kok kayak pesta sweet
seventeen. Kok kayu-kayu tua gitu kayak kumuh? Bunganya kok kayak alang-alang
di tanah kosong? Gak seger warnanya?” pas liat foto referensi saya.
HMM. DROP.
Sempet jadi males gitu karena semuanya buyar. Tapi untungnya
saya emang banyak maunya. Jadi pasti selalu ada plan B.
Jadi, drop-nya cukup sebulan saja. Akhirnya saya move on dan
mikir kalau liat inspirasi di Pinterest dan ingin plek-plek sama memang too
good to be true. Too much expense to be paid juga. Maka mulailah realistis.
Lagian ke sini-sini, saya kayaknya mulai naksir juga sama
pesta pernikahan yang tradisional gitu. Pakai siger kapan lagi, coba? Kalau longdress
putih mah mau kondangan juga bisa, mau tidur juga bisa (daster maksudnya).
Dengan tema pernikahan tradisional ini juga rata-rata kan
vendor dekor punya, ya, propertinya. Kalau mau nambah-nambah properti juga
dikit, paling cuma printilan.
Terus, masalah warna. Tanpa kapok, liat referensi warna di
Pinterest. Ini sih dari taun lalu sebenernya. Naksir mint green plus touch of
very little gold dan champagne. Dibikin tradisional pun tetep cantik kayaknya. Terus
pas survei, kok tone hijau mint-nya gak ada yang kayak di bayangan saya? Kadang
terlalu kontras, terlalu lari ke biru muda, dan kerempongan lainnya. Terus
dateng ke nikahan, ternyata warna mint green dan peach itu memang lagi diminati
banget, ya.
Jadi, cari alternatif lain. Pilihan jatuh justru ke
warna-warna yang bold biar gak pada bosen liat nikahan bertema pastel. Hehehe.
Masalah persiapan pernikahan lewat Pinterest ini, happens juga
ke masalah hair do. Sempet liat bule gitu bun-nya simpel dan lucu banget! Udah
disave. Kemudian beberapa minggu kemudian liat ada di Instagram yang rambutnya
sama digituin, orang Indonesia. Yah, emang beda, ya. Hahaha.
Maksudnya, gak semua model rambut yang bagus dipakai orang
bule dengan warna rambut terangnya itu, bagus dipake orang Indonesia yang
rambutnya gelap. Sejauh perhatian saya, sih, kalau warna rambutnya terang mau
sesimpel apa juga tetep keliatan modelnya. Kalau rambut item, mau
diplintir-plintir segala rupa, ujung-ujungnya keliatan sama aja kayak konde
biasa :p
Ya sekarang mulai realistis. Apalagi udah masuk H-2 bulan,
kayaknya lebih gak perfeksionis dan pasrahan aja. Jadwal tim prosesi adat
tiba-tiba gak bisa di tanggal saya? Ya udah ganti yang lain. Beberapa list lagu
yang direquest ke wedding entertainment harus diapus? Yowes.
Malah jadi gak sabar pengen buru-buru aja :p Pokoknya, dont sweat by the small things. Peace! :D
No comments:
Post a Comment